Sabtu, 15 Desember 2012

Gangguan Memori


Apakah anda seseorang yang mudah lupa?
 
Apakah Anda sering lupa untuk membawa dompet saat berbelanja? Atau lupa nama seseorang yang baru saja berkenalan dengan Anda? Atau lupa dimana terakhir meletakkan kunci mobil Anda sehingga Anda terhambat untuk berpergian? Atau apakah Anda sering mengeluh bahwa apa yang baru dipelajari beberapa waktu lalu sudah lupa?
Semakin banyak orang yang mengeluhkan seperti yang ada di atas. Mengapa kita menjadi sangat mudah melupakan hal yang baru saja kita alami? Terkadang lupa akan sesuatu yang kecil tidak akan meresahkan, tetapi bila terjadinya berulang-ulang atau terkait dengan kelupaan yang serius tentunya masalah ini sering meresahkan. Biasanya orang-orang menganggap bahwa lupa atau pikun akan dialami seseorang karena mengalami penuaan. Hal ini adalah suatu hal yang alamiah. Padahal taraf seseorang dikatakan pikun dan tidak itu ada batasnya, yaitu kapan dibilang alamiah, kapan pula sudah masuk ke tahap patologis suatu penyakit. Tetapi isu yang lebih hangat saat ini adalah banyaknya gejala kepikunan yang dialami orang lebih muda seperti Anda dan saya. Kepikunan macam tersebut pada usia relatif muda sesungguhnya seringkali bukanlah suatu penyakit otak seperti misalnya dementia pada orang tua. Hal tersebut lebih ditekankan pada gangguan memori yang ada di otak kita. Seseorang harus mampu berkonsentrasi penuh agar dapat memasukkan suatu gagasan atau ingatan. Selain itu, ingatan yang baik harus di latih secara berulang-ulang dan kemudian dikeluarkan dari pikiran. Psikolog cenderung melihat memori sebagai proses yang melibatkan encoding, storage, dan retrieval dari informasi kognitif.
Encoding adalah proses dimana memori tersimpan dalam bentuk gambar, kata-kata, angka dan kenyataan yang sebenarnya. Storage adalah proses menyimpan ide ke dalam "mental cabinet”. Cabinet disini adalah memory cortex di dalam otak. Retrival adalah proses mental rekognisi dan pengambilan kembali. Jika proses encoding, storage, dan retrival mulai berjalan tidak normal, maka orang tersebut  menunjukkan gangguan memori.
Gejala Kepikunan
Tahukah Anda gejala-gejala dari kepikunan tersebut? Kepikunan dapat menyertai gejala lain yang bervariasi tergantung pada gangguan, penyakit yang mendasari maupun kondisinya. Berikut pemaparan karakteristik gejala yang ditimbulkan dari masalah kepikunan atau kelupaan :
  • Confabulation adalah karakteristik dengan membuat informasi untuk mengisi memori yang kosong.
  • Short term memory (memori jangka pendek) bisa disebut juga dengan working memory (memori kerja). Dikarakteristikan dengan kemampuan untuk mengingat fakta yang dibutuhkan dalam waktu saat ini ( mampu menyimpan sejumlah informasi selama beberapa detik)
  • Fenomena the tip of tongue adalah perasaan bahwa Anda memiliki pengetahuan yang sedang anda cari atau recall (mengingat-ingat kembali pengetahuan yang Anda miliki untuk dikatakan), tetapi Anda tidak dapat mengingat hal tersebut dan mengatakannya. Pengetahuan tersebut hanya berada pada ujung lidah Anda.
  • Hyperesthetic memory adalah didefinisikan sebagai proses memori yang ditandai oleh involuntary recollections (ingatan yang tidak disadari).
  • Bewilderment suggests adalah ditandai dengan seseorang yang mengalami kebingungan karena ada salah satu memori yang hilang.
Dari beberapa karakteristik gejala tersebut, kepikunan atau kelupaan yang dialami seseorang dapat menimbulkan masalah kehilangan harga dirinya. Mengapa demikian? Karena seseorang tersebut tidak dapat melakukan sesuatu secara umum dengan baik sebab ia kehilangan fungsi dari memorinya. Pada kasus yang ekstrem tidak berfungsinya memori tersebut dapat membuat seseorang kehilangan identitasnya. Dua kondisi klinis tersebut dapat dikategorikan sebagai berikut :
  •    Psychogenic amnesia : tidak dapat mengingat kembali namanya, tempat tinggal, bahkan informasi mengenai identitas dirinya.
  • Psychogenic fugue : seseorang mengkombinasikan symptom psychogenic amnesia dengan pergi dari rumah dan sering tiba di kota yang asing.
PENYEBAB
Setelah Anda mengetahui gejala-gejala dan kasus yang dipaparkan di atas, harus diketahui pula penyebab yang memicu munculnya kepikunan tersebut. Yang menyebabkan orang-orang sulit mengingat/pikun terbagi menjadi 2 faktor :
  •  Faktor Biologis :
    1. Alzheimer’s Disease, yang merupakan suatu tanda kehilangan ingatan. Hal ini juga merupakan  gejala kebingungan, aktifitas yang tidak berguna, dan kegelisahan. Gangguan ini disebabkan karena terdapat banyaknya saraf yang mati pada bagian depan otak.  Selain itu terdapat akson dari saraf yang kusut seperti yang terjadi pada benang-benang pada ikatan bola benang. Sebagian besar terjadi pada orang tua, tetapi juga dapat menyerang orang usia tengah baya.
    2. General Paresis merupakan salah satu penyakit seksual menular yang mempengaruhi koordinasi motorik, paralysis dan kemunduran inteligensi. Gangguan ini disebabkan oleh rusaknya otak dan sistem saraf oleh Spirochete Syphilis.
    3. Alcohol Amnestic Disorder merupakan hilangnya kemampuan mengingat secara berangsur-angur dan kemunduran kepribadian. Gangguan ini disebabkan oleh penyalahgunaan alkohol yang terlalu berlebihan.
    4. Selain itu adanya factor Organik pada masalah mengingat  adalah Atherosclerosis, yang merupakan kondisi dimana adanya pembuntuan pada pembuluh darah arteri. Arteri tersumbat karena terdapat plak dan aliran darah menjadi terbatas sehingga suplai oksigen untuk otak juga menjadi semakin berkurang.
    5. Hypoglycemia atau rendahnya gula darah juga mampu merusak kemampuan seseorang untuk mengingat. Apabila tingkat glukosa di dalam darah mencapai dibawah normal maka saraf tidak mendapat makanan dan membuatnya tidak dapat berfungsi seefektif sebagaimana mestinya.
  • Faktor Psikologis : Orang yang mengalami gangguan memori/ingatan biasanya disebabkan karena orang tersebut melakukan represi terhadap dirinya. Represi merupakan suatu mekanisme pertahanan diri yang mempertahankan tingkat kesadaran dari serangan-serangan kepribadian seperti kecemasan. Freud menyebutnya sebagai salah satu “psikopatologi di kehidupan sehari-hari”, dimana seseorang akan memblok dan tidak dapat memanggil kembali (recall) nama yang familiar, seseorang biasanya melakukan hal ini untuk merepresentasikan harapan akan permusuhan atau akan ketakutan. Represi yang dianggap sebagai suatu “ketidakbaikan” ini bisanya dibawa ke alam bawah sadar pada kepribadian. Hal ini sering disebut dengan “Motivasi untuk Melupakan”.  Namun penyebab sulitnya memanggil kembali (recall) tidak hanya dikarenakan oleh patologi semata, namun juga karena gagalnya menyandikan (encode) informasi baru pada tempat pertamanya secara efektif.
STRATEGI COPING
Berikut ini adalah strategi coping yang dapat dilakukan jika Anda mengalami gangguan memori :
  • Hindari mengkonsumsi alkohol secara berlebihan. Pemakaian alkohol yang berlebihan   akan mempengaruhi ingatan Anda.
  • Melakukan pencegahan tertularnya penyakit sifilis. Jika Anda sudah merasa terinfeksi, segeralah mencari penanganan medis.
  • Lakukan pembatasan penggunaan pada peralatan yang berbahan alumunium.
  •  Hindari lemak jenuh dalam proses diet yang sedang Anda lakukan.
  • Jika Anda memiliki kecenderungan hipoglikemia, hindari makanan yang tinggi gula halus (soft drink, permen, selai, kue). Gula diet yang berlebihan dapat menyebabkan tingkat glukosa dalam darah Anda meningkat terlalu tinggi dan terlalu cepat.
  • Lakukan latihan aerobik secara teratur selama 20 menit. Anda dapat melakukannya sebanyak tiga kali dalam satu minggu.
  • Mencari penyebab mengapa Anda lupa dengan cara menanyakan pada diri Anda sendiri atau yang biasa disebut dengan intropeksi diri.
  • Lakukanlah pengkodean informasi secara efektif dengan cara mengkaitkan pada hal-hal yang familiar yang ada disekitar Anda.
CARA PENANGANAN
Ganguan-gangguan memori atau ingatan dapat ditangani dengan beberapa cara atau pendekatan yang dilakukan oleh psikiater dan psikolog klinis. Ada tiga pendekatan, yaitu:
  • Pendekatan Behavioral, yaitu melalui strategi modifikasi perilaku untuk melihat kebiasaan yang tidak sesuai dan menggantinya dengan yang sesuai. Selain itu, pendekatan behavioral juga dapat digunakan untuk mengembangkan cara efektif untuk menggunakan ingatan.
  • Pendekatan psikodinamika. Dalam pendekatan ini terapis memakai asosiasi bebas. Dimana klien diminta untuk bercerita mengenai hal apapun yang segera muncul di pikiran klien tanpa berpikir lebih jauh dan merasa bersalah, sehingga dapat membuka ingatan yang terpendam atau tertekan dalam pikiran klien. 
  • Pendekatan dengan teknik hypnosis. Teknik ini dilakukan untuk mengungkap ingatan yang tertekan atau terpendam. Teknik ini digunakan karena tidak semua orang dapat dan mau menceritakan pengalaman yang tersimpan dengan rapat dalam keadaan sadar. Selain itu, teknik yang mirip dengan hipnosis adalah narcoanalisis. Teknik tersebut menggunakan obat Sodium Pentothal untuk menemukan ingatan dan menyelidiki ingatan yang ditekan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar